Artikel KPU Kab. Jayawijaya

Ketegangan di Garis Batas: Thailand–Kamboja Kembali Menguji Stabilitas Kawasan ASEAN

Jayawijaya - Hubungan Thailand dan Kamboja kembali menjadi sorotan setelah isu perbatasan antara kedua negara muncul dalam sejumlah diskusi keamanan kawasan. Perselisihan di wilayah perbatasan kedua negara bukanlah persoalan baru, melainkan rangkaian panjang dari perbedaan penafsiran peta, warisan kolonial, serta kepentingan geopolitik yang terus berkembang. Salah satu titik paling sensitif adalah kawasan Kuil Preah Vihear, yang pada 2011 sempat memicu bentrokan militer. Sengketa ini berakar dari perbedaan interpretasi peta kolonial Prancis pada awal abad ke-20, yang menyatakan kuil berada di wilayah Kamboja, sementara Thailand mempertanyakan posisi garis batas sekitarnya.

Baca Juga : Krisis Air Global: Ancaman Senyap yang Mengintai Peradaban Modern

Perselisihan Geografis yang Diwarnai Warisan Kolonial

Sengketa perbatasan Thailand–Kamboja tidak hanya menyangkut situs sejarah. Garis perbatasan sepanjang 803 kilometer menjadi arena perdebatan yang menyangkut:

  • Metode pemetaan kolonial oleh Prancis
  • Penentuan batas sungai dan gunung
  • Penempatan pos militer dan desa

Dalam berbagai forum, Kamboja merujuk pada peta Indochina buatan Prancis sebagai dasar hukum, sementara Thailand beberapa kali menyampaikan bahwa peta tersebut tidak sesuai dengan ketentuan teknis delimitasi pada masa itu. Perbedaan ini membuat proses penetapan batas menjadi sangat kompleks.

Bentrokan 2008–2011: Ketegangan Militer yang Menguji ASEAN

Pada periode 2008-2011, kawasan perbatasan antara kedua negara sempat menjadi lokasi kontak senjata. Bentrokan yang terjadi menimbulkan korban jiwa baik dari pihak militer maupun warga sipil, serta memaksa ribuan penduduk mengungsi.

Beberapa faktor pemicu ketegangan tersebut antara lain:

  • Ketidakjelasan patok batas
  • Kegiatan pembangunan fasilitas militer
  • Mobilisasi pasukan selama proses hukum di ICJ
  • Nasionalisme historis terkait Kuil Preah Vihear

Pihak internasional termasuk PBB dan ASEAN turun tangan untuk meredakan situasi, menegaskan pentingnya pendekatan diplomasi dan mekanisme penyelesaian damai.

Putusan ICJ 2013: Titik Terang atau Awal Sengketa Baru?

Pada 2013, Mahkamah Internasional (ICJ) menegaskan bahwa Kuil Preah Vihear berada di wilayah Kamboja. Meski keputusan ini menyelesaikan sebagian sengketa, beberapa wilayah di sekitarnya masih perlu delimitasi dan demarkasi.

Putusan tersebut mendorong:

  • Penguatan dialog bilateral
  • Penyusunan kembali komisi gabungan batas darat (Joint Boundary Committee)
  • Komitmen ASEAN terhadap penyelesaian damai

Namun, sejumlah peninjauan batas masih berlangsung dan membutuhkan kerja sama teknis yang intensif.

ASEAN dan Diplomasi Regional: Menjaga Stabilitas Kawasan

Perbatasan Thailand–Kamboja menjadi salah satu ujian komitmen ASEAN terhadap prinsip non-intervensi dan resolusi damai. Peran Indonesia, Singapura, dan negara ASEAN lainnya pernah muncul dalam upaya mediasi.

Pakar geopolitik menilai bahwa persoalan perbatasan ini memiliki dampak luas terhadap:

  • Stabilitas politik kawasan
  • Arah kerja sama pertahanan ASEAN
  • Persepsi internasional terhadap efektivitas ASEAN

Proyeksi Masa Depan: Dari Ketegangan ke Kolaborasi

Meski memiliki sejarah panjang perselisihan, kedua negara perlahan memperkuat komunikasi bilateral. Proyek konektivitas, pembukaan pos lintas batas baru, serta kerja sama perdagangan diharapkan menjadi jembatan untuk memperhalus hubungan geopolitik.

Beberapa skenario masa depan:

  • Optimis: Penetapan batas final melalui komisi bersama
  • Moderate: Sengketa berlanjut namun stabil, tanpa konflik bersenjata
  • Pesimis: Ketegangan baru akibat politik domestik atau perubahan aliansi regional

Peneliti menilai bahwa stabilitas kawasan sangat bergantung pada komitmen kedua negara untuk terus mengedepankan diplomasi.

(Gholib)

Referensi:

  1. Shaw, Malcolm N. International Law. Cambridge University Press, 2008.
  2. Prescott, J. R. V. Political Frontiers and Boundaries. Routledge, 2014.
  3. Hannum, Hurst & Lillich, Richard B. The Limits of International Law. Cambridge University Press, 2006.
  4. Roberts, Adam. Civil Resistance and Power Politics. Oxford University Press, 2009.
  5. Silverman, Dan. Thailand and Cambodia: A History of Conflict and Cooperation. Southeast Asia Studies Journal, 2011.

Bagikan:

facebook twitter whatapps

Telah dilihat 5 kali