Hari Trikora: Isi Tri Komando Rakyat dan Latar Belakangnya
Setiap 19 Desember, bangsa Indonesia memperingati Hari Trikora untuk mengenang semangat perjuangan Tri Komando Rakyat dalam mempertahankan keutuhan NKRI. Momen bersejarah ini menjadi pengingat akan pentingnya persatuan, kedaulatan, serta komitmen seluruh elemen bangsa untuk menjaga stabilitas dan keamanan nasional. Nilai‐nilai perjuangan Hari Trikora terus hidup sebagai fondasi dalam memperkuat karakter dan jati diri Indonesia.
Bagi KPU Kabupaten Jayawijaya, peringatan Hari Trikora menjadi momentum penting untuk meneguhkan komitmen dalam menjaga demokrasi Indonesia yang jujur, adil, dan berintegritas. Semangat Trikora selaras dengan upaya KPU dalam memperkuat partisipasi masyarakat, memastikan pemilu berjalan transparan, serta menjaga persatuan di wilayah Papua Pegunungan. Dengan meneladani nilai perjuangan, KPU Jayawijaya bertekad terus hadir sebagai garda terdepan dalam memperkokoh demokrasi dan keutuhan bangsa.
Baca juga : Urutan Presiden Indonesia: Kilas Balik Para Pemimpin Bangsa
Apa Itu Hari Trikora?
Hari Trikora atau Tri Komando Rakyat adalah seruan Presiden Soekarno pada tahun 1961 sebagai tonggak sejarah perjuangan merebut kembali Irian Barat (Papua) dari pendudukan Belanda ke dalam pangkuan NKRI. Peringatan ini bukan hanya mengenang perjuangan masa lalu tetapi juga mengingatkan generasi muda akan arti kedaulatan, persatuan dan keberanian diplomasi bangsa.
Latar Belakang Terbitnya Trikora (Konflik Indonesia–Belanda soal Irian Barat)
Pasca Proklamasi 17 Agustus 1945, Belanda masih berusaha mempertahankan kekuasaan di Irian Barat (Papua). Meski sebagian besar wilayah Indonesia telah kembali ke pangkuan Republik melalui Konferensi Meja Bundar (KMB) tahun 1949 tetapi Belanda tetap menolak menyerahkan Irian Barat.
Isi Lengkap Tri Komando Rakyat (TRIKORA)
Pada tanggal 19 Desember 1961 di Yogyakarta. Presiden Soekarno mengumandangkan Trikora yang berisi:
1. Gagalkan pembentukan negara boneka Papua buatan Belanda.
2. Kibarkan Sang Merah Putih di Irian Barat, tanah air Indonesia.
3. Bersiaplah untuk mobilisasi umum guna mempertahankan kemerdekaan dan kesatuan tanah air dan bangsa.
Seruan ini menjadi dasar politik dan militer Indonesia untuk menuntut hak kedaulatan atas wilayah tersebut.
Tujuan Dikeluarkannya Trikora
Trikora dikeluarkan Presiden Soekarno pada 19 Desember 1961 dengan beberapa tujuan utama yang berkaitan dengan perjuangan merebut kembali Irian Barat (Papua) dari tangan Belanda. Tujuan-tujuan tersebut adalah:
1. Menggagalkan pembentukan Negara Papua buatan Belanda
Belanda saat itu berusaha memisahkan Irian Barat dari Indonesia dengan membentuk negara boneka yang disebut "Negara Papua." Trikora bertujuan menghentikan rencana tersebut agar wilayah Papua tidak lepas dari NKRI.
2. Menegaskan klaim kedaulatan Indonesia atas Irian Barat
Melalui Trikora, pemerintah Indonesia menunjukkan kepada dunia bahwa Papua adalah bagian sah dari Indonesia, sebagaimana tercantum dalam Proklamasi 1945 dan hasil KMB. Trikora menjadi bentuk sikap politik tegas terhadap dunia internasional.
3. Memobilisasi kekuatan nasional untuk merebut Irian Barat
Trikora berfungsi sebagai seruan mobilisasi rakyat dan militer yang kemudian diwujudkan melalui Operasi Trikora dan pembentukan Komando Mandala. Tujuannya memperkuat kesiapan angkatan perang.
4. Melawan kolonialisme dan mempertahankan keutuhan NKRI
Trikora muncul sebagai manifestasi semangat anti-kolonial dan antisipasi terhadap ancaman disintegrasi. Tujuannya memastikan Indonesia tetap utuh dari Sabang sampai Merauke.
5. Meningkatkan posisi tawar Indonesia dalam diplomasi internasional
Dengan menunjukkan ketegasan politik dan kekuatan militer, Indonesia ingin menekan Belanda secara diplomatik sehingga penyelesaian Irian Barat dapat dilakukan melalui perundingan internasional (yang akhirnya terwujud dalam Perjanjian New York 1962).
Dampak Trikora terhadap Politik dan Militer Indonesia
Dampak Trikora dalam Bidang Politik :
1. Menguatnya Posisi Politik Indonesia di Dunia Internasional
2. Mendapat Dukungan Negara-Negara Blok Timur dan Non-Blok
3. Meningkatnya Nasionalisme dan Persatuan Nasional
4. Terbukanya Jalan Diplomasi (Perjanjian New York 1962)
5. Menguatnya Peran Presiden dan Sentralisasi Kebijakan
Dampak Trikora dalam Bidang Militer :
1. Modernisasi Besar-Besaran Alat Utama Sistem Senjata (Alutsista)
2. Pembentukan Komando Mandala
3. Meningkatnya Profesionalisme Militer
4. Pengorbanan dan Pembentukan Pahlawan Nasional Baru
5. Peningkatan Kepercayaan Rakyat terhadap TNI
Keberhasilan Trikora memperkuat hubungan rakyat–militer. TNI dianggap sebagai institusi yang mampu menjaga keutuhan NKRI, meningkatkan legitimasi politik TNI pada masa itu.
Operasi Trikora dan Upaya Pembebasan Irian Barat
Setelah Konferensi Meja Bundar (KMB) tahun 1949, Belanda tetap menolak menyerahkan Irian Barat (Papua) kepada Indonesia. Belanda bahkan membentuk Dewan Nugini dan mempersiapkan berdirinya negara Papua terpisah dari Indonesia. Presiden Soekarno mengumumkan Tri Komando Rakyat (Trikora) pada 19 Desember 1961 di Yogyakarta. Seruan ini menjadi dasar pelaksanaan operasi pembebasan Irian Barat.
Tahap-Tahap Pelaksanaan Operasi Trikora
1. Tahap Infiltrasi (masuk secara tersembunyi)
Dilakukan dengan mengirim pasukan kecil ke berbagai titik di Irian Barat untuk membangun basis perlawanan,melemahkan posisi Belanda, mempersiapkan operasi skala besar.
2. Tahap Eksploitasi
Direncanakan sebagai tahap serangan terbuka, termasuk operasi udara dan laut untuk menguasai kota-kota penting seperti Biak, Sorong, dan Merauke.
3. Tahap Konsolidasi
Jika Belanda mundur, TNI akan mengamankan seluruh wilayah Irian Barat dan menaikkan bendera Merah Putih.
Perlu dicatat bahwa Operasi Trikora tidak mencapai tahap eksploitasi penuh karena konflik beralih ke jalur diplomasi internasional.
Upaya Penyerahan Irian Barat
1. Tekanan Internasional
Ketegasan Indonesia melalui Trikora membuat Amerika Serikat khawatir Belanda–Indonesia menuju perang besar. AS kemudian menekan Belanda agar membuka negosiasi.
2. Perundingan New York (Perjanjian New York 1962)
Pada 15 Agustus 1962, Indonesia dan Belanda menandatangani Perjanjian New York, yang memuat Irian Barat diserahkan dari Belanda kepada United Nations Temporary Executive Authority (UNTEA) — otoritas sementara PBB. Setelah masa transisi, UNTEA menyerahkan wilayah itu kepada Indonesia. Indonesia wajib mengadakan Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera) pada 1969.
3. Masa UNTEA dan Masuknya Indonesia
4.Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera) 1969
Pepera dilaksanakan pada 1969 dan hasilnya menyatakan bahwa Irian Barat tetap bersama Indonesia.
Tokoh yang Berperan dalam Trikora :
1. Presiden Soekarno
2. Mayor Jenderal Soeharto
3. Laksamana Madya Yos Sudarso
4. Dr. Subandrio (Menteri Luar Negeri & Wakil Perdana Menteri I)
5. Jenderal A.H. Nasution
6. Laksamana R.E. Martadinata
7. Marsekal Omar Dhani
8. Tokoh Internasional yang Berpengaruh
Mengapa Hari Trikora Diperingati?
Hari Trikora diperingati karena tanggal 19 Desember 1961 merupakan momen penting ketika Presiden Soekarno memproklamasikan Tri Komando Rakyat (Trikora) untuk merebut kembali Irian Barat (Papua) dari Belanda. Peringatan ini memiliki arti sejarah, politik, dan kebangsaan yang sangat besar bagi Indonesia.
Alasan Utama Hari Trikora Diperigati :
1. Trikora adalah tonggak perjuangan besar bangsa Indonesia dalam mengembalikan Irian Barat ke pangkuan NKRI
2. Menghargai Pengorbanan Para Pahlawan
3. Menegaskan Papua sebagai Bagian Sah NKRI
4. Mengingatkan Pentingnya Persatuan dalam Menghadapi Ancaman
5. Menghargai Kerja Diplomasi dan Militer secara Seimbang
6. Menguatkan Nasionalisme dan Identitas Kebangsaan
Nilai dan Pesan Trikora untuk Generasi Muda
Peringatan Hari Trikora bukan hanya mengenang peristiwa sejarah, tetapi juga menanamkan nilai perjuangan, persatuan, dan tanggung jawab kebangsaan kepada generasi muda Indonesia, termasuk pemuda khususnya yang ada di Tanah Papua. Nilai dan pesan Trikora bagi generasi muda yaitu semangat Persatuan dan Kebersamaan, Cinta Tanah Air dan Nasionalisme, Keberanian dan Tekad yang Kuat, Disiplin, Tanggung Jawab, dan Dedikasi, Mengutamakan Jalan Damai dan Diplomasi, Berprestasi untuk Kemajuan Indonesia, Menjaga Keutuhan Wilayah dan Identitas Bangsa.
Trikora menegaskan bahwa Papua adalah bagian integral dari Indonesia. Generasi muda harus bangga menjadi bagian dari bangsa besar yang beragam. Menjaga kedamaian dan keutuhan wilayah adalah tugas semua generasi muda bangsa Indonesia. Semua nilai ini menjadi bekal penting untuk membangun masa depan Indonesia yang lebih kuat,berkeadilan dan bermartabat.
Memperingati Hari Trikora bukan hanya mengenang sejarah, tetapi meneguhkan tekad bersama untuk menjaga kedamaian, persatuan, dan demokrasi di Bumi Papua. KPU Kabupaten Jayawijaya berkomitmen untuk meningkatkan partisipasi pemilih,memperkuat literasi politik,memastikan akses layanan pemilu yang inklusif serta menghadirkan penyelenggaraan pemilu yang berintegritas. Dengan semangat Trikora, KPU Kabupaten Jayawijaya terus bergerak melayani masyarakat sebagai bagian dari tanggung jawab menjaga keutuhan NKRI melalui demokrasi. Hari Trikora menjadi pengingat bahwa perjuangan mempertahankan kedaulatan negara harus diwujudkan dalam kerja nyata untuk rakyat. Perjuangan itu hadir dalam bentuk pelayanan pemilu yang profesional, transparan, dan berpihak pada kepentingan masyarakat. (Vani)