Artikel KPU Kab. Jayawijaya

Rayakan Hari Anak Nasional 2025: Membangun Masa Depan Gemilang Anak Indonesia

Hari Anak Nasional (HAN) adalah momentum penting yang diperingati setiap tahun di Indonesia untuk menghormati hak dan peran anak-anak dalam pembangunan bangsa. Peringatan Hari Anak Nasional 2024 menjadi pengingat bagi seluruh elemen masyarakat keluarga, sekolah, pemerintah, dan dunia usaha bahwa pemenuhan hak anak, mulai dari hak atas pengasuhan, pendidikan, kesehatan, hingga perlindungan, adalah investasi krusial bagi masa depan Indonesia. Kesempatan ini harus dimanfaatkan untuk mengevaluasi dan meningkatkan upaya kolektif dalam mewujudkan Indonesia Layak Anak, di mana setiap anak dapat tumbuh optimal, cerdas, ceria, dan terlindungi dari kekerasan.

Indonesia memiliki potensi besar yang tercermin dari jutaan anak Indonesia yang akan memegang tongkat estafet kepemimpinan bangsa. Oleh karena itu, memastikan bahwa mereka tumbuh dalam lingkungan yang aman, suportif, dan penuh kasih sayang adalah tanggung jawab bersama. Dengan fokus pada tema Hari Anak Nasional tahun ini, kita didorong untuk bergerak aktif dalam menciptakan ruang yang memungkinkan setiap anak Indonesia menyuarakan aspirasi mereka, berpartisipasi dalam pengambilan keputusan yang memengaruhi hidup mereka, dan mengembangkan potensi diri seutuhnya.

Baca juga : Hari Guru Tanggal Berapa? Ini Penjelasan Resmi, Sejarah, dan Cara Peringatannya

Kapan Hari Anak Nasional Diperingati?

Hari Anak Nasional diperingati setiap tanggal berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 1984. Pemilihan tanggal 23 Juli ini bertujuan untuk menghormati inisiatif pendirian Kongres Anak Indonesia pada tahun 1979 yang telah menjadi tonggak sejarah perhatian negara terhadap hak-hak anak. Peringatan ini berbeda dengan Hari Anak Universal yang diperingati secara global setiap tanggal 20 November, namun sama-sama mengusung semangat untuk meningkatkan kesejahteraan anak di seluruh dunia.

Mengapa Indonesia Memiliki Hari Anak Nasional Sendiri?

Pencetus utama perayaan Hari Anak Nasional adalah Presiden Soeharto, yang menyadari bahwa anak-anak adalah aset bangsa yang harus dilindungi dan dipersiapkan dengan matang. Tujuan utama penetapan HAN adalah untuk memberikan perlindungan dan jaminan terhadap hak-hak anak, serta mempromosikan peran mereka dalam pembangunan. Peringatan ini diharapkan menjadi momentum refleksi dan aksi nyata untuk memenuhi konvensi hak anak yang telah diratifikasi oleh Indonesia.

Tema dan Pesan Kunci Hari Anak Nasional 2024

Setiap tahun, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) menetapkan tema spesifik untuk Hari Anak Nasional yang berfokus pada isu-isu terkini yang dihadapi anak Indonesia. Tema ini berfungsi sebagai pedoman bagi kegiatan yang diselenggarakan di tingkat nasional maupun daerah.

Tujuan Umum: Memastikan setiap anak memperoleh haknya dan perlindungan dari segala bentuk kekerasan, penelantaran, dan eksploitasi, mewujudkan Indonesia Layak Anak.

Pentingnya Perlindungan Anak Menuju Indonesia Layak Anak

Perlindungan anak merupakan inti dari peringatan Hari Anak Nasional. Hal ini meliputi pencegahan dan penanganan kasus kekerasan, pelecehan, dan eksploitasi. Pemerintah dan masyarakat harus bekerja sama untuk menciptakan sistem yang kuat agar setiap anak Indonesia merasa aman dan memiliki akses ke bantuan hukum serta psikososial jika terjadi pelanggaran hak. Upaya ini sejalan dengan visi besar negara untuk mencapai Indonesia Layak Anak, sebuah kondisi di mana setiap kabupaten/kota secara sistematis menjamin pemenuhan hak dan perlindungan khusus anak.

Baca juga : Hari Guru Nasional: Sejarah, Makna, dan Cara Mengapresiasi Guru Indonesia

Peran Kita dalam Perayaan Hari Anak Nasional

Perayaan Hari Anak Nasional bukan hanya tentang upacara seremonial, tetapi tentang komitmen berkelanjutan. Semua pihak memiliki peran vital:

  • Keluarga: Menjadi lingkungan pertama dan utama yang aman, penuh kasih sayang, dan memberikan pendidikan karakter terbaik.
  • Pemerintah: Menerapkan kebijakan yang pro-anak, menyediakan infrastruktur pendidikan dan kesehatan yang merata, serta memperkuat sistem perlindungan sosial.
  • Sekolah: Menciptakan lingkungan belajar yang inklusif, bebas bullying, dan mendukung pengembangan potensi non-akademik.
  • Masyarakat: Melaporkan dan mencegah segala bentuk kekerasan terhadap anak, serta menjadi teladan dalam pengasuhan positif

(Vani)

 

Bagikan:

facebook twitter whatapps

Telah dilihat 21 kali