Artikel KPU Kab. Jayawijaya

Ki Hajar Dewantara: Tokoh Besar dan Pondasi Pendidikan Indonesia Modern

Ki Hajar Dewantara dikenal sebagai Bapak Pendidikan Nasional yang memberikan kontribusi fundamental dalam membentuk sistem pendidikan Indonesia. Gagasan-gagasannya, terutama semboyan terkenal “Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madya Mangun Karso, Tut Wuri Handayani”, menjadi fondasi pendidikan karakter hingga hari ini. Dalam berbagai peringatan pendidikan nasional, termasuk Hari Guru Nasional dan Hari Pendidikan Nasional, nama Ki Hajar Dewantara selalu menjadi kata kunci yang kuat dan relevan. Tidak mengherankan jika topik tentang peran Ki Hajar Dewantara, sejarah perjuangannya, dan pemikirannya tentang pendidikan selalu banyak dicari oleh pelajar, guru, dosen, hingga peneliti. Sebagai pendiri Taman Siswa, beliau membuka jalan bagi lahirnya sistem pendidikan yang berakar pada kebudayaan bangsa dan berpihak pada rakyat kecil.

Artikel ini membahas secara lengkap filosofi, sejarah, dan warisan pemikiran Ki Hajar Dewantara, termasuk bagaimana gagasannya masih menjadi roh dalam dunia pendidikan Indonesia.

Baca juga : Makna Logo Hari Guru Nasional 2025: Filosofi, Warna, dan Cara Menggunakannya

Siapa Ki Hajar Dewantara? Bapak Pendidikan Nasional Indonesia

Ki Hajar Dewantara, yang memiliki nama asli Raden Mas Soewardi Soerjaningrat, lahir pada 2 Mei 1889 di Yogyakarta. Beliau kemudian mengganti namanya agar lebih dekat dengan rakyat biasa, sebuah keputusan yang menunjukkan komitmen kuat terhadap perjuangan pendidikan.

Ki Hajar Dewantara dikenal sebagai jurnalis, aktivis, pemikir, serta pelopor pendidikan yang menolak keras penjajahan dan ketidakadilan terhadap rakyat pribumi. Pemikirannya tetap relevan hingga sekarang, terutama dalam konteks pembaruan pendidikan, karakter, dan prinsip merdeka belajar.

Sejarah Perjuangan Ki Hajar Dewantara

Dalam perjalanan hidupnya, beliau aktif dalam dunia pergerakan nasional. Tulisan-tulisannya yang kritis mengenai sistem kolonial menyebabkan dirinya diasingkan ke Belanda. Masa pengasingan itu justru membuat beliau semakin mengerti pentingnya pendidikan berbasis kebudayaan.

Setelah kembali ke Indonesia, Ki Hajar Dewantara mendirikan Perguruan Taman Siswa pada 3 Juli 1922. Lembaga ini membuka kesempatan bagi masyarakat pribumi untuk memperoleh pendidikan yang layak dan bermartabat.

Taman Siswa: Warisan Besar Ki Hajar Dewantara Lahirnya Sistem Pendidikan Berbasis Kebudayaan Bangsa

Perguruan Taman Siswa bukan sekadar sekolah, tetapi sebuah gerakan pendidikan yang membangun karakter nasional. Prinsip-prinsip yang diterapkan antara lain:

  • Pendidikan harus merdeka dan humanis
  • Guru adalah teladan moral dan intelektual
  • Peserta didik harus berkembang sesuai bakat dan kodrat alam
  • Pembelajaran harus mengutamakan karakter dan budaya bangsa

Gagasan ini kini diadopsi oleh berbagai sistem pendidikan modern, termasuk konsep Merdeka Belajar yang dikembangkan oleh Kemendikbud.

Makna Semboyan Ki Hajar Dewantara

Semboyan ini menjadi dasar pendidikan Indonesia hingga sekarang:

1. Ing Ngarso Sung Tulodo  Di depan memberi teladan

Guru atau pemimpin harus menjadi contoh moral dan tindakan yang baik.

2. Ing Madya Mangun Karso  Di tengah membangun semangat

Pendidik harus mampu memotivasi dan mendampingi peserta didik dalam proses belajar.

3. Tut Wuri Handayani Di belakang memberikan dorongan

Guru memberi dukungan agar murid tumbuh mandiri, kreatif, dan bertanggung jawab.

Ki Hajar Dewantara dan Hari Guru Nasional

Setiap memperingati Hari Guru Nasional pada 25 November, nama Ki Hajar Dewantara selalu disebut sebagai tokoh yang memberikan jalan bagi kemajuan pendidikan Indonesia. Banyak sekolah memasukkan materi tentang beliau dalam. Baca selengkapnya :  Hari Guru Tanggal Berapa? Ini Penjelasan Resmi, Sejarah, dan Cara Peringatannya

Nilai Pendidikan Ki Hajar Dewantara yang Masih Relevan Saat Ini

  1. Pendidikan harus memerdekakan
  2. Proses lebih penting daripada hasil akhir
  3. Guru harus menjadi teladan
  4. Anak harus belajar sesuai bakat alami
  5. Pendidikan tidak boleh memisahkan anak dari budaya bangsa

Gagasan ini relevan dengan dunia pendidikan digital saat ini yang membutuhkan pendekatan humanis dan personalisasi.

baca juga terkait hari guru : Hari Guru Nasional: Sejarah, Makna, dan Cara Mengapresiasi Guru Indonesia

Pengaruh Ki Hajar Dewantara dalam Sistem Merdeka Belajar

Konsep Merdeka Belajar yang dikeluarkan Kemendikbud merupakan aktualisasi modern dari filosofi Ki Hajar Dewantara:

  • Pembelajaran fleksibel
  • Kurikulum yang memberi ruang kreativitas
  • Penilaian yang lebih manusiawi
  • Pusat pembelajaran pada siswa

Bagikan:

facebook twitter whatapps

Telah dilihat 181 kali