Kiprah Soeharto: Presiden Kedua Indonesia dan Masa Orde Baru
Presiden Soeharto merupakan presiden kedua Indonesia yang menjabat selama lebih dari tiga dekade, menjadikannya pemimpin terlama dalam sejarah bangsa. Ia dikenal sebagai tokoh yang memimpin pada masa Orde Baru, dengan fokus utama pada stabilitas politik dan pembangunan ekonomi. Soeharto lahir di Yogyakarta pada 8 Juni 1921 dan memulai karier militernya sejak masa pendudukan Jepang. Setelah peristiwa G30S/PKI tahun 1965, ia naik ke tampuk kekuasaan menggantikan Presiden Soekarno. Di bawah pemerintahannya, Indonesia mengalami pertumbuhan ekonomi pesat melalui program pembangunan lima tahun (REPELITA) dan peningkatan hasil pertanian dengan revolusi hijau. Namun, masa pemerintahannya juga tidak lepas dari kritik terkait kebebasan politik dan praktik korupsi. Artikel ini membahas biografi, kebijakan, dan warisan politik Presiden Soeharto, tokoh sentral dalam sejarah urutan presiden Indonesia.
Baca Juga : Profil Lengkap Presiden Soekarno: Presiden Pertama Indonesia
Biografi Singkat Soeharto
Soeharto lahir di Kemusuk, Yogyakarta, dari keluarga petani sederhana. Ia menempuh pendidikan dasar di Sekolah Rakyat (SR) dan kemudian bergabung dengan dunia militer saat masa pendudukan Jepang. Setelah kemerdekaan, Soeharto berkarier di Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan mencapai pangkat Mayor Jenderal. Ia dikenal disiplin, tenang, dan ahli strategi. Pada 1965, Soeharto berperan penting dalam menumpas Gerakan 30 September (G30S/PKI), yang menjadi titik awal peralihannya ke kepemimpinan nasional.
Naiknya Soeharto Menjadi Presiden
Setelah terbitnya Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar) pada 11 Maret 1966, Soeharto memperoleh kewenangan untuk mengembalikan keamanan negara. Setahun kemudian, melalui Sidang MPRS, Soeharto secara resmi dilantik sebagai Presiden Republik Indonesia ke-2 menggantikan Soekarno. Pemerintahannya kemudian dikenal dengan nama Orde Baru, yang menekankan penertiban politik dan pertumbuhan ekonomi.
Kebijakan dan Program Pembangunan
Selama masa pemerintahannya (1967–1998), Soeharto melaksanakan program pembangunan nasional yang tertuang dalam REPELITA (Rencana Pembangunan Lima Tahun). Fokus utamanya adalah peningkatan ekonomi, swasembada pangan, pembangunan infrastruktur, serta pemerataan hasil pembangunan. Ia juga memperkuat hubungan luar negeri, terutama dengan negara-negara Barat dan lembaga internasional seperti IMF dan Bank Dunia. Berkat kebijakan tersebut, Indonesia mencapai pertumbuhan ekonomi stabil pada dekade 1970–1980-an.

sumber poto : https://www.sonora.co.id/news/45362/anda-setuju-presiden-ke-2-ri-soeharto-jadi-pahlawan-nasional
Kontroversi dan Akhir Pemerintahan Soeharto
Meskipun berhasil membawa pembangunan, masa pemerintahan Soeharto juga diwarnai oleh tuduhan korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN). Selain itu, pembatasan kebebasan pers dan politik menjadi kritik utama dari masyarakat. Krisis ekonomi Asia tahun 1998 memperburuk situasi nasional dan memicu gelombang reformasi. Akhirnya, Soeharto mengundurkan diri pada 21 Mei 1998 setelah menjabat selama 32 tahun.
Warisan dan Pengaruh Soeharto
Warisan terbesar Soeharto adalah stabilitas nasional dan pembangunan ekonomi jangka panjang. Meski masa pemerintahannya menuai pro dan kontra, banyak kebijakan pembangunan yang masih menjadi dasar perencanaan nasional hingga kini. Soeharto wafat pada 27 Januari 2008 dan dimakamkan di Astana Giribangun, Surakarta, Jawa Tengah.
(Ar)
Referensi :
- Buku Soeharto: Pikiran, Ucapan, dan Tindakan Saya (Jakarta: Citra Lamtoro Gung, 1989).
- Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) – Koleksi Orde Baru.
- Situs resmi Sekretariat Negara Republik Indonesia: www.setneg.go.id.
- Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (Pasal 4 ayat 1).
- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI – Ensiklopedia Tokoh Nasional Indonesia.