Pesta Demokrasi dalam Rupa Karakter : Perjalanan Maskot Pemilu Indonesia dari Masa ke Masa
Wamena-Komisi Pemilihan Umum (KPU) Republik Indonesia secara rutin meluncurkan maskot untuk setiap penyelenggaraan Pemilu (Pemilihan Umum) sebagai sarana sosialisasi dan upaya untuk menarik partisipasi pemilih. Berikut adalah perjalanan maskot Pemilu Indonesia dari tahun ke tahun.
Baca Juga : Wajah Demokrasi Lokal Pasca Pemilu Nasional pada Pilkada Kabupaten Jayawijaya 2024
1. Pemilu 2009: Si Contreng
Bentuk Si Contreng mirip pulpen (pena) berwarna oranye dan abu-abu. Mencerminkan mekanisme pemilihan pada Pemilu 2009, di mana pemilih cukup membubuhkan tanda contreng (centang) pada surat suara untuk menentukan suara sah.
Si Contreng digambarkan sedang membuat tanda contreng atau centang pada kertas. Maskot ini mengingatkan pemilih tentang cara mencoblos yang sah.

2. Pemilu 2014: Si Kora
Pada pagelaran pesta demokrasi pada tahun 2014 ini KPU mengeluarkan Si Kora sebagai maskot pemilu, singkatan Si Kora diambil dari Kotak Suara. Secara harfiah merepresentasikan wadah yang sangat penting dalam proses Pemilu, yaitu kotak suara di Tempat Pemungutan Suara (TPS).
Si Kora berbentuk kotak suara dan digambarkan membawa surat suara di tangan kanannya, simbol ajakan untuk menggunakan hak pilih.
Maskot ini karya Lilyk Sugiarti dengan judul "Ayo Memilih" dengan mengusung semangat untuk mengajak masyarakat berpartisipasi dalam Pemilu 2014.

3. Pemilu 2019: Sang Sura
Pemilu 2019 KPU kembali mengeluarkan maskot Pemilu dengan nama Sang Sura, akronim dari Sang Surat Suara.
Melambangkan surat suara sebagai elemen vital yang digunakan pemilih untuk menentukan pilihan.
Bentuk Sang Sura digambarkan sebagai karakter surat suara dan memegang paku pencoblos di tangan kanannya. Mengingatkan pemilih akan instrumen dan proses pencoblosan.
Sang Sura memiliki kesan tegas dan ramah. Garis atau guratan yang tebal menunjukkan kesan tegas dan kuat, sementara ekspresi wajahnya yang optimis dan penuh semangat memberikan kesan ramah.
Maskot ini merupakan Karya David Wijaya.

4. Pemilu 2024: Sura dan Sulu
Pesta demokrasi tahun 2024 kemarin, KPU memilih Sura dan Sulu sebagai maskot Pemilu. Sura dan Sulu adalah maskot pertama dimana maskot Pemilu hadir dalam sepasang karakter (laki-laki dan perempuan).
Sura dan Sulu berbentuk Sepasang burung Jalak Bali (fauna endemik Indonesia). Melambangkan kekayaan hayati Indonesia dan kicauan burung yang melambangkan suara pemilih.
- Sura (Jalak Bali jantan): Akronim dari "Suara Rakyat". Membawa paku pencoblosan di tangan kanan dan mengacungkan jari kelingking berwarna ungu di tangan kiri (tanda sudah memilih).
- Sulu (Jalak Bali betina): Akronim dari "Suara Pemilu". Terlihat dari bulu matanya.
Kesan dari Sura dan Sulu ini berwajah ceria. Merepresentasikan pemilih Pemilu 2024 yang diprediksi didominasi oleh generasi muda, mencerminkan semangat generasi muda yang saling menyuarakan diri, seperti kicauan burung-burung.
Sura dan Sulu diciptakan oleh Stephanie. Maskot ini mewakili Suara Rakyat dan Suara Pemilu seluruh rakyat Indonesia, baik laki-laki maupun perempuan, memiliki hak yang sama. (CHCW)

Baca Juga : Gubernur Pertama Papua Pegunungan John Tabo