Artikel KPU Kab. Jayawijaya

Cara Menanamkan Semangat Sumpah Pemuda di Sekolah: Menghimpun Generasi Muda dalam Nilai Keterpaduan dan Cinta Tanah Air

Wamena, KPU Kabupaten Jayawijaya memandang bahwa perlu mencetuskan semangat persatuan dan kebangsaan. Sementara itu, tantangan utama saat ini adalah bagaimana menyebarluaskan semangat Sumpah Pemuda kepada pelajar di sekolah, di tengah derasnya pengaruh globalisasi dan teknologi modern. Di dalam kelas, peran guru sangat penting untuk mengembangkan nilai-nilai nasionalisme, solidaritas, dan kerjasama tiga pilar utama yang menjadi semangat Sumpah Pemuda.

Makna Sumpah Pemuda bagi Dunia Pendidikan

Sumpah Pemuda yang diresmikan pada 28 Oktober 1928 menjadi tonggak awal persatuan bangsa Indonesia, saat pemuda dari beragam suku dan wilayah memperlihatkan tekad:

  1. Bersatu dalam darah, tanah air Indonesia.
  2. Berbangsa satu, yaitu bangsa Indonesia.
  3. Mengutamakan satu bahasa, bahasa Indonesia.

Dalam pendidikan, nilai-nilai ini menjadi dasar pembentukan karakter kebangsaan yang perlu ditanamkan sejak usia dini. Sekolah bukan hanya sekedar tempat memperoleh pengetahuan, tetapi juga arena untuk membentuk identitas dan semangat kebangsaan.

Baca Juga : Kenapa Hari Sumpah Pemuda Diperingati Setiap 28 Oktober? Simak Sejarahnya di Sini!

Pembelajaran Kontekstual mengenai Sejarah Sumpah Pemuda

Salah satu metode paling jitu untuk menginternalisasi semangat Sumpah Pemuda adalah dengan mengajarkan sejarah secara kontekstual dan interaktif. Guru dapat memanfaatkan metode pembelajaran berbasis proyek dengan tema-tema seperti:

  1. Pertunjukan drama mengenai Kongres Pemuda II;
  2. Pembuatan video dokumentasi “Jejak Pemuda dalam Sejarah Indonesia”;
  3. Diskusi kelompok tentang nilai persatuan dalam konteks modern.

Pendekatan ini membantu siswa tidak hanya menghafal tanggal sejarah, tetapi juga memahami makna perjuangan tokoh pemuda seperti Soegondo Djojopoespito, Wage Rudolf Supratman, dan Mohammad Yamin.

Membangkitkan Semangat Kebersamaan Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler

Nilai Sumpah Pemuda juga dapat ditanamkan melalui berbagai aktivitas ekstrakurikuler seperti:

  1. OSIS: platform untuk melatih kepemimpinan dan tanggung jawab sosial;
  2. Pramuka: membangun solidaritas dan semangat kolaborasi;
  3. Seni dan budaya daerah: memperkuat rasa cinta terhadap keberagaman nusantara.

Melalui kegiatan tersebut, siswa menyadari bahwa perbedaan bukanlah penghalang dalam menciptakan persatuan, melainkan sebuah kekayaan yang harus dijaga. “Semangat Sumpah Pemuda hanya dapat hidup ketika generasi muda mampu bekerjasama tanpa melihat perbedaan suku, asal, atau agama”. Ucap Ki Hajar Dewantara (dalam catatan pendidikan nasional).

Menjadikan Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Persatuan

Salah satu inti Sumpah Pemuda adalah mengangkat bahasa Indonesia sebagai lingua franca. Di zaman global, banyak pelajar yang lebih banyak menggunakan bahasa asing di media sosial. Sekolah dapat menanggulangi hal ini dengan:

  1. Mengadakan kompetisi pidato dan puisi dalam bahasa Indonesia;
  2. Menulis cerpen atau artikel dengan tema kebangsaan;
  3. Mengadakan hari yang diwajibkan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

Kegiatan ini berfungsi untuk menumbuhkan kebanggaan terhadap bahasa nasional, sekaligus memperkuat identitas keindonesiaan di tengah arus budaya luar.

Pengintegrasian Nilai Kebangsaan dalam Curriculum Merdeka

Melalui Curriculum Merdeka, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi menyoroti pentingnya karakter pelajar Pancasila yang sejalan dengan nilai-nilai Sumpah Pemuda:

  1. Memiliki iman dan budi pekerti yang baik;
  2. Beragam secara global;
  3. Berkolaborasi;
  4. Mandiri; dan
  5. Inovatif dan berpikir kritis.

Para pendidik dapat menyuntikkan semangat Sumpah Pemuda ke dalam proyek yang melibatkan berbagai mata pelajaran, contohnya:

  1. Menyusun peta budaya Indonesia dalam pelajaran IPS;
  2. Mengkaji kontribusi pemuda terhadap perubahan sosial dalam pelajaran PPKn; dan
  3. Menciptakan lagu-lagu nasional dan daerah dalam pelajaran Seni Musik.

Dengan cara ini, semangat Sumpah Pemuda terintegrasi dalam proses pembelajaran bukan hanya sekadar peringatan tahunan.

Merayakan Hari Sumpah Pemuda Melalui Aktivitas Menginspirasi

Setiap institusi pendidikan dapat menyelenggarakan aktivitas inspiratif seperti:

  1. Upacara dan pembacaan ikrar Sumpah Pemuda;
  2. Kompetisi paduan suara dengan lagu-lagu perjuangan;
  3. Pameran foto atau karya seni bertema “Pemuda dan Persatuan”; dan
  4. Diskusi bersama alumni atau sosok muda yang menginspirasi.

Aktivitas semacam ini tidak hanya memperingati sejarah tetapi juga menyegarkan semangat kebangsaan di kalangan generasi Z dan Alpha.

Baca Juga : Sejarah Sumpah Pemuda: Pergerakan, Kongres, Simbol, Makna, dan Dampak untuk Bangsa Indonesia

Teladan dari Guru dan Kepala Sekolah sebagai Penggerak Nilai

Penanaman nilai akan kurang berhasil tanpa dicontohkan oleh para pendidik. Para guru dan kepala sekolah perlu menjadi panutan dalam disiplin, tanggung jawab, dan cinta tanah air. Melalui perilaku sehari-hari seperti menghormati perbedaan, menegakkan aturan, dan mencintai produk lokal para pendidik menanamkan nilai kebangsaan yang nyata bukan sekadar ungkapan kosong. (ARD)

Referensi:

  1. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI. Modul Penguatan Profil Pelajar Pancasila. Jakarta: Kemendikbudristek, 2022.
  2. Dewantara, Ki Hajar. Pendidikan Nasional dan Kebudayaan. Yogyakarta: Taman Siswa, 1977.
  3. Sardiman A.M. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Press, 2018.
  4. Supardan, Dadang. Pendidikan Kewarganegaraan untuk Perguruan Tinggi. Bandung: Alfabeta, 2016.

 

Bagikan:

facebook twitter whatapps

Telah dilihat 11 kali