Contoh Penerapan Makna Sumpah Pemuda bagi Pelajar: Menyatukan Semangat Persatuan di Era Modern
Wamena, KPU Kabupaten Jayawijaya melihat Sumpah Pemuda yang dicanangkan pada 28 Oktober 1928, menjadi titik tolak yang signifikan bagi semangat persatuan dan nasionalisme di Indonesia. Di tengah tantangan era digital yang ada sekarang, pelajar berperan sebagai pelopor penerus semangat Sumpah Pemuda, dengan mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari, baik di sekolah maupun dalam masyarakat. Sumpah Pemuda bukan sekadar dokumen sejarah, melainkan juga sebuah sumber nilai yang aktif: kecintaan terhadap tanah air, semangat kebersamaan, serta pengakuan terhadap satu bangsa dan satu bahasa, yaitu Indonesia.
Makna Sumpah Pemuda dalam Kehidupan Pelajar
Makna paling esensial dari Sumpah Pemuda adalah persatuan di tengah keberagaman. Pelajar masa kini diharapkan menyadari bahwa meskipun berasal dari berbagai latar belakang suku, bahasa, dan budaya yang berbeda mereka tetap bersatu dalam identitas kebangsaan Indonesia.
Semangat ini dapat dilaksanakan melalui sikap:
- Menghargai teman-teman dari berbagai daerah dan budaya;
- Menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar; dan
- Berpartisipasi aktif dalam kegiatan sekolah yang mencerminkan nilai kebangsaan.
Nilai-nilai tersebut membentuk karakter pelajar yang nasionalis, toleran, dan memiliki jiwa gotong royong.
Baca Juga : Kenapa Hari Sumpah Pemuda Diperingati Setiap 28 Oktober? Simak Sejarahnya di Sini!
Cinta Tanah Air Melalui Kegiatan Sekolah
Rasa cinta tanah air bisa diekspresikan dalam berbagai aktivitas di sekolah, seperti:
- Menghadiri upacara bendera dengan rasa hormat setiap hari Senin;
- Menyanyikan lagu kebangsaan dan lagu daerah dengan penuh semangat;
- Menjaga kebersihan lingkungan sekolah sebagai bentuk kepedulian terhadap tanah air; dan
- Berpartisipasi dalam perlombaan pada Hari Kemerdekaan atau Sumpah Pemuda.
Dengan cara ini, pelajar tidak hanya mengenal sejarah bangsa, tetapi juga mengimplementasikan nilai-nilai nasionalisme dalam tindakan nyata.
Menumbuhkan Persatuan dan Toleransi Antar Teman
Salah satu pesan utama dalam Sumpah Pemuda adalah pentingnya persatuan di tengah perbedaan. Pelajar bisa mengamalkan prinsip ini dengan:
- Menghindari perilaku bullying dan diskriminasi di sekolah;
- Membangun pertemanan antar kelas dan latar belakang yang beragam;
- Mengutamakan kolaborasi dalam kegiatan kelompok; dan
- Menghargai perbedaan pendapat saat berdiskusi.
Dengan sikap yang demikian pelajar akan menjadi bagian dari generasi yang menerapkan nilai-nilai persaudaraan dan solidaritas sosial, seperti yang dicita-citakan oleh para pemuda tahun 1928. “Perbedaan tidak memecah kita, tetapi memperkaya cara kita Bersatu”. Ucap Ki Hajar Dewantara.
Menjunjung Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Persatuan
Salah satu pernyataan penting dalam Sumpah Pemuda adalah mengedepankan bahasa Indonesia. Pelajar masa kini dapat menerapkan nilai ini dengan:
- Menggunakan bahasa Indonesia yang baik dalam berbicara dan menulis;
- Menulis karya ilmiah, puisi, atau cerpen dalam bahasa Indonesia;
- Menghindari penggunaan bahasa yang kasar atau merendahkan di media sosial; dan
- Mengutamakan penggunaan bahasa Indonesia dalam kegiatan formal di sekolah.
Hal ini menegaskan rasa bangga terhadap identitas nasional dan memperkuat peran pelajar sebagai penjaga bahasa persatuan bangsa.
Meningkatkan Semangat Kebangsaan Melalui Teknologi dan Media Sosial
Generasi muda hidup di zaman digital saat ini, Sumpah Pemuda bisa diterapkan melalui pemanfaatan media sosial yang positif, contohnya:
- Menyebarkan informasi edukatif mengenai sejarah serta kebangsaan;
- Menyampaikan pesan akan toleransi, menolak hoaks, dan mencintai perdamaian;
- Menghindari pernyataan kebencian dan konflik di dunia maya; dan
- Mendukung produk lokal dan kebudayaan di platform digital.
Dengan cara ini, semangat Sumpah Pemuda tetap berhubungan dengan upaya menciptakan nasionalisme digital sebuah bentuk baru dari kecintaan tanah air di era ke-21.
Mengambil Inspirasi dari Perjuangan Tokoh Pemuda 1928
Para pelajar dapat mengambil pelajaran dari tokoh-tokoh Sumpah Pemuda seperti:
- Soegondo Djojopoespito, pemimpin Kongres Pemuda II yang berani dan berwawasan;
- Wage Rudolf Supratman, pencipta lagu kebangsaan Indonesia Raya; dan
- Mohammad Yamin, sosok yang mengusulkan ide “satu bangsa dan satu bahasa”.
Meneladani semangat perjuangan mereka berarti siap untuk berpendapat, bekerja keras, dan memberikan sumbangsih bagi bangsa melalui prestasi di bidang akademik maupun sosial.
Baca Juga : Sejarah Sumpah Pemuda: Pergerakan, Kongres, Simbol, Makna, dan Dampak untuk Bangsa Indonesia
Membangun Kepemimpinan dan Kerja Sama
Nilai Sumpah Pemuda juga bisa diwujudkan dalam berbagai aktivitas:
- Organisasi siswa (OSIS);
- Pramuka;
- Palang Merah Remaja; dan
- Kegiatan sosial seperti bakti lingkungan dan bantuan kemanusiaan.
Melalui aktivitas tersebut, pelajar dapat belajar untuk:
- Bekerja sama demi mencapai tujuan bersama;
- Mengutamakan kepentingan bersama daripada kepentingan pribadi; dan
- Menjadi pemimpin yang berintegritas dan bertanggung jawab.
(ARD)
Referensi:
- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI. Modul Penguatan Profil Pelajar Pancasila. Jakarta: Kemendikbudristek, 2022.
- Dewantara, Ki Hajar. Pendidikan Nasional dan Kebudayaan. Yogyakarta: Taman Siswa, 1977.
- Notosusanto, Nugroho. Sejarah Nasional Indonesia V. Jakarta: Balai Pustaka, 2011.
- Sardiman A.M. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Press, 2018.
- Supardan, Dadang. Pendidikan Kewarganegaraan untuk Perguruan Tinggi. Bandung: Alfabeta, 2016.