Artikel KPU Kab. Jayawijaya

Salam Papua: Mengenal Salam Kumbi, Salam Khas Penuh Makna dari Wamena

Wamena, yang terletak di Lembah Baliem, dikenal sebagai pusat budaya masyarakat pegunungan Papua yang kaya akan tradisi dan nilai kemanusiaan. Salah satu tradisi yang paling terkenal adalah Salam Papua yang disebut “Salam Kumbi”, sebuah sapaan khas yang menggambarkan persaudaraan, kasih sayang, dan kebersamaan. Salam ini bukan sekadar ungkapan, melainkan simbol identitas dan perdamaian masyarakat Papua Pegunungan yang menjunjung tinggi nilai harmoni dalam kehidupan sehari-hari.

Baca Juga : Wamena Papua Pegunungan, Sejarah, Budaya dan Alam Lembah Baliem

Asal Usul Salam Kumbi

Istilah “Kumbi” berasal dari bahasa lokal yang digunakan oleh suku-suku di sekitar Lembah Baliem, terutama suku Dani. Dalam budaya mereka, kata ini digunakan sebagai ungkapan selamat datang atau sambutan penuh hangat kepada tamu dan sesama warga.

Biasanya, salam ini disertai gerakan khas seperti menyentuh dada atau mengangkat tangan dengan jari terbuka, menunjukkan ketulusan dan niat baik. Dalam konteks sosial masyarakat Papua, salam ini menandakan seseorang datang dengan niat damai dan persaudaraan.

Arti Simbolis Salam Papua “Kumbi”

Makna dari “Kumbi” sangat dalam — ia melambangkan kedamaian, cinta, dan saling menghargai. Salam ini mencerminkan nilai-nilai luhur masyarakat Pegunungan Papua yang menjunjung tinggi gotong royong, persatuan, dan keharmonisan antarindividu maupun antarsuku.

Dalam perkembangan modern, Salam Papua Kumbi menjadi identitas budaya positif yang menegaskan bahwa masyarakat Papua adalah pecinta damai, terbuka terhadap perbedaan, dan menjunjung tinggi rasa kekeluargaan di tengah keragaman budaya Indonesia.

Cara Melakukan Salam Kumbi atau Kaonak

Selain ucapan “Kumbi”, masyarakat juga mengenal salam fisik khas yang disebut “Kaonak”, yaitu cara berjabat tangan unik dari suku-suku di pegunungan Papua. Berikut langkah-langkahnya:

  1. Sodorkan Jari Telunjuk yang Dibengkokkan
    Salah satu pihak menyiapkan jari telunjuk dalam posisi bengkok dan menyodorkannya ke arah lawan bicara.

  2. Jepitkan di Antara Jari Lawan
    Jari telunjuk yang bengkok tersebut kemudian dijepit di antara jari telunjuk dan jari tengah orang yang diajak berjabat tangan.

  3. Hentakkan Bersama-sama
    Kedua belah pihak menghentakkan tangan secara bersamaan, hingga menghasilkan bunyi khas yang menjadi simbol keakraban dan kekompakan.

Gerakan ini tidak hanya sekadar tradisi, tetapi juga ungkapan niat baik dan komitmen terhadap perdamaian di tengah kehidupan sosial masyarakat Papua.

Salam Papua sebagai Identitas Budaya

Kini, Salam Papua Kumbi telah menjadi bagian dari identitas budaya dan promosi wisata di wilayah Papua Pegunungan. Tradisi ini sering diperkenalkan dalam acara adat, pendidikan, dan kegiatan budaya untuk menanamkan semangat persaudaraan dan kedamaian sejak dini.

Melalui Salam Kumbi, masyarakat Papua menunjukkan kepada dunia bahwa tanah mereka bukan hanya kaya akan alam yang indah, tetapi juga kaya akan nilai kemanusiaan dan cinta damai.(ARD)

Baca Juga : Sejarah KPU Indonesia, Dari Reformasi 1998 hingga Era Saat ini

Bagikan:

facebook twitter whatapps

Telah dilihat 149 kali